Selasa, 10 Januari 2023

Jurnal Psikologi Pendidikan

 

Penerapan Teori Kognitif Dalam Pembelajaran Informatika

Moh. Jamaludin1 Sitti Hartinah2

Zambronk.300793@gmail.com,Sittihartinah1@gmail

Abstrak

Informatika adalah bidang ilmu mengenai studi, perancangan, dan pembuatan sistem komputasi, serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar perancangan tersebut. Komputasi adalah ilmu yang berkaitan dengan pemodelan matematika dan penggunaan komputer untuk memecahkan masalah-masalah sains. Informatika mencakup pemodelan dari “komputasi” dan aplikasinya dalam pengembangan sistem komputer.Teori psikologi kognitif adalah bagian penting dari sains keterampilan kognitif yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan. Ilmu kognitif adalah sekelompok disiplin ilmu yang terdiri dari: Ilmu Komputer, Linguistik, Kecerdasan Buatan, Matematika, Epistemologi dan Neuropsikologi. Pendekatan psikologi kognitif menekankan pentingnya proses mental internal seseorang. Menurut para ahli kognitif, perilaku manusia yang terlihat tidak dapat diukur dan dijelaskan tanpa proses mental seperti motivasi, intensionalitas, keyakinan, dll. Meskipun teori kognitif menentang teori behaviorisme, menurut psikolog kognitif, aliran behaviorisme tidak lengkap sebagai teori psikologis karena tidak memperhitungkan proses psikologis yang memiliki kehebatan dalam bidang kreativitas, seperti berpikir. Untuk memilih dan mengambil keputusan. Lebih jauh, aliran behaviorisme tidak mau tahu apa-apa tentang dunia rasa.Hakikat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai aktivitas Pembelajaran terkait dengan penataan informasi, reorganisasi observasi dan proses internal. Kegiatan belajar berdasarkan teori belajar kognitif tersebar luas. Perumusan tujuan pembelajaran tidak lagi bersifat mekanis, seperti halnya behaviorisme. Kebebasan dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sangat penting pertimbangan agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswaTeori psikologi kognitif adalah bagian penting dari sains keterampilan kognitif yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan. Piaget adalah pelopor konstruktivis. Piaget berpendapat bahwa anak-anak membangun pengetahuan mereka sendiri dari pengalaman mereka sendiri tentang lingkungan. Menurut Piaget, pengetahuan berasal dari tindakan, dan perkembangan kognitif sangat bergantung pada seberapa banyak anak secara aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru sebagai pemandu dan buku sebagai penyampai informasi.

Kata kunci : informatika, kognitif, psikologi, piaget

Latar Belakang

Perkembangan TIK dalam dunia pendidikan direspon oleh Kementerian Pendidikan Nasional dengan memasukan kurikulum yang bernuansa pengenalan seluk beluk teknologi informasi dan komunikasi, terutama pada jenjang pendidikan menengah (sedangkan pada pendidikan dasar masuk dalam muatan lokal). Pada jenjang pendidikan dasar dan Menengah, teknologi informasi dan komunikasi menjadi mata pelajaran yang diwajibkan ada pada setiap sekolah. Mata pelajaran TIK pada dasarnya dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan. TIK merupakan perangkat teknologi yang membantu ataupun memudahkan manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan demikian, selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja.(Permendikbud, 2014)

Informatika adalah bidang ilmu mengenai studi, perancangan, dan pembuatan sistem komputasi, serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar perancangan tersebut. Komputasi adalah ilmu yang berkaitan dengan pemodelan matematika dan penggunaan komputer untuk memecahkan masalah-masalah sains. Informatika mencakup pemodelan dari “komputasi” dan aplikasinya dalam pengembangan sistem komputer.(Musthofa, 2021)

Landasan berpikir untuk belajar informatika dinamakan berpikir komputasional (Computational Thinking). Berpikir komputasional ini merupakan suatu kerangka dan proses berpikir yang mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan menalar (reasoning) mengenai sistem dan persoalan. Moda berpikir (thinking mode) ini didukung dan dilengkapi dengan pengetahuan teoritis dan praktis, serta teknik untuk menganalisis, memodelkan dan memecahkan persoalan. Siswa yang belajar informatika akan mendalami bagaimana suatu “sistem komputasional” berfungsi, baik yang mengandung komputer maupun tidak.

Setelah melalui perkembangan lebih dari 20 tahun, informatika telah menjadi salah satu disiplin ilmu yang saat ini sudah berdiri sendiri. IInformatika dapat dipandang sebagai sebuah cabang ilmu yang tersendiri karena membawa seseorang ke suatu cara berpikir yang unik (computational thinking), dan berbeda dari bidang ilmu lainnya. dan prinsip-prinsip intinya dapat diajarkan tanpa bergantung kepada teknologi tertentu.

Semula, informatika hanya diajarkan di tingkat Perguruan Tinggi. Sekarang, di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, informatika sudah mulai diajarkan di tingkat pendidikan dini, dasar dan menengah.

Belajar merupakan proses manusia dalam memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, mendapatkan informasi atau menemukan (Hilgrad dan Bower dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2007: 13). Belajar juga merupakan proses berubahnya tingkah laku yang relatif permanen yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungannya. Banyak ahli yang mengemukakan teori-teori dan pandangan-pandangan mengenai proses belajar tersebut. Salah satu aliran yang mempunyai pengaruh terhadap praktik belajar yang dilaksanakan di sekolah adalah aliran psikologi kognitif. Aliran ini telah memberikan konstribusi terhadap penggunaan unsur kognitif atau mental dalam proses belajar. Aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukanlah sekadar stimulus atau respon yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental di dalam diri individu yang sedang belajar.

Teori belajar ini terkait dengan wacana kognitif-psikologis yang mendasarinya tentang fungsi kognitif dalam pembelajaran. Para ahli teori ini mencoba menganalisis Dari sudut pandang ilmiah, proses mental dan struktur memori atau kognitif untuk proses belajar. Cognition diartikan sebagai aktivitas mengetahui, memperoleh pengetahuan, mengorganisasikan, dan menggunakannya. Psikologi kognitif melihat manusia sebagai makhluk yang terus-menerus mencari dan memilih informasi untuk diproses. Oleh karena itu, perhatian utama psikologi kognitif adalah upaya untuk memahami proses individu dalam pencarian, pemilihan, pengorganisasian, dan penyimpanan informasi. Pembelajaran kognitif terjadi atas dasar skema atau struktur mental individu yang mengatur hasil pengamatan mereka. Struktur mental seseorang berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitifnya. Semakin tinggi perkembangan kognitif, semakin tinggi kemampuan dan keterampilan untuk menghadapi berbagai hal pengetahuan atau informasi yang diterimanya dari lingkungan.

Pengetahuan diciptakan melalui tindakan, sebagian besar melalui perkembangan kognitif tergantung pada sejauh mana anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru sebagai pemandu dan buku sebagai penyampai informasi. Perkembangan kognitif sangat ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan, pengetahuan datang melalui tindakan. Pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting untuk munculnya perubahan perkembangan. Pada saat yang sama, interaksi sosial dengan teman sebaya, terutama berdebat dan berdiskusi, dapat membantu memperjelas pemikiran logis.

Pembahasan

Teori psikologi kognitif adalah bagian penting dari sains keterampilan kognitif yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan. Ilmu kognitif adalah sekelompok disiplin ilmu yang terdiri dari: Ilmu Komputer, Linguistik, Kecerdasan Buatan, Matematika, Epistemologi dan Neuropsikologi. Pendekatan psikologi kognitif menekankan pentingnya proses mental internal seseorang. Menurut para ahli kognitif, perilaku manusia yang terlihat tidak dapat diukur dan dijelaskan tanpa proses mental seperti motivasi, intensionalitas, keyakinan, dll. Meskipun teori kognitif menentang teori behaviorisme, menurut psikolog kognitif, aliran behaviorisme tidak lengkap sebagai teori psikologis karena tidak memperhitungkan proses psikologis yang memiliki kehebatan dalam bidang kreativitas, seperti berpikir. untuk memilih dan mengambil keputusan. Lebih jauh, aliran behaviorisme tidak mau tahu apa-apa tentang dunia rasa.

Teori Kognitif Gestalt

Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar Gestalt. Rahyubi (2012: 77) menyatakan bahwa peletak dasar teori gestalt adalah Max Werheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Kaum Gestaltis berpendapat bahwa pengalaman itu berstuktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Menurut pandangan Gestaltis, semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan-hubungan, terutama hubungan antara bagian dan keseluruhan. Intinya, tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang dari pada dengan hukuman dan ganjaran. Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut: (1) Pengalaman tilikan (insight), bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku; (2) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran; (3) Perilaku bertujuan (pusposive behavior), bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai; (4) Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana seseorang berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik; dan (5) Transfer dalam belajar, yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

Teori Belajar Cognitive Field dari Lewin

Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antarkekuatan-kekuatan baik yang dari dalam diri individu (seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan) maupun dari luar diri individu seperti tantangan dan permasalahan. Menurut Lewin belajar berlangsung sebagai akibat dari 12 perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif tersebut adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Lewin memberikan peranan yang lebih penting pada motivasi dari pada reward (Dalyono, 2012: 36).

Teori Belajar Cognitive Developmental dari Piaget

Piaget adalah seorang psikolog developmental dengan suatu teori komprehensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berpikir. Karena, kemampuan belajar individu dipengaruhi oleh tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur individu. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemampuan mental baru yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual adalah tidak kuantitatif melainkan kualitatif (Dalyono, 2012: 37). Pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga aspek yaitu struktur, content, dan function. Anak yang sedang mengalami perkembangan, struktur, dan konten intelektualnya berubah/berkembang. Fungsi dan adaptasi akan tersusun sehingga melahirkan suatu rangkaian perkembangan, masing-masing mempunyai struktur psikologi khusus yang menentukan kecakapan pikiran anak. Maka, Piaget mengartikan intelegensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus (Dalyono, 2012: 39). Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

 

Jarome Brunner dengan Discovery Learning

Bruner berpendapat bahwa mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam 13 bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pada tingkat permulaan pengajaran hendaknya dapat diberikan melalui cara-cara yang bermakna dan makin meningkat ke arah abstrak. Pengembangan program pengajaran dilakukan dengan mengkoordinasikan mode penyajian bahan dengan cara dimana anak dapat mempelajari bahan tersebut, yang sesuai dengan tingkat kemajuan anak. Tingkat-tingkat kemajuan anak dari tingkat representasi sensori (enactive) ke representasi konkret (iconic) dan akhirnya ke tingkat representasi yang abstrak (symbolic) (Dalyono, 2012: 42).

Pada dasarnya konsep pembelajaran kognitif disini menuntut adanya prinsipprinsip utama, yaitu sebagai berikut: (1) Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa sebagai subyek belajar menjadi faktor yang paling utama. Siswa dituntut untuk belajar dengan mandiri secara aktif; (2) Prinsip pembelajaran dengan interaksi sosial untuk menambah khasanah perkembangan kognitif siswa dan menghindari kognitif yang bersifat egosentris; (3) Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari agar siswa mempunyai pengalaman dalam mengeksplorasi kognitifnya lebih dalam. Tidak melulu menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi; (4) Adanya guru yang memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang positif; (5) Dalam memberikan materi kepada siswa diperlukan penstrukturan baik dalam materi yang disampaikan maupun metode yang digunakan. Karena pengaturan juga sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan pemahaman pada siswa; (6) Pemberian reinforcement yang berupa hadiah dan hukuman pada siswa. Saat melakukan hal yang tepat harus diberikan hadiah untuk menguatkan siswa untuk terus berbuat dengan tepat, hadiah tersebut bisa berupa pujian, dan sebagainya. Dan sebaliknya memberikan hukuman atas kesalahan yang telah dilakukan agar siswa menyadari dan tidak mengulangi lagi, hukuman tersebut bisa berupa: teguran, nasehat, dan sebagainya tetapi bukan dalam hukuman yang berarti kekerasan; (7) Materi yang diberikan akan sangat bermakna jika saling berkaitan karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi kemampuan kognitifnya; (8) Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum ke khusus (Ausable) dan sebaliknya dari khusus ke umum atau dari konkrit ke abstrak (Piaget); (9) Pembelajaran tidak akan berhenti sampai ditemukan unsur-unsur baru lagi untuk dipelajari, yang diartikan pembelajaran dengan orientasi ketuntasan; dan (10) Adanya kesamaan konsep atau istilah dalam suatu konsep bias sangat mengganggu dalam pembelajaran karena itulah penyesuaian integratif dibutuhkan. Penyesuaian ini diterapkan dengan menyusun materi sedemikian rupa, sehingga guru dapat menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.

Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran Informatika

Hakikat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai aktivitas Pembelajaran terkait dengan penataan informasi, reorganisasi observasi dan proses internal. Kegiatan belajar berdasarkan teori belajar kognitif tersebar luas. Perumusan tujuan pembelajaran tidak lagi bersifat mekanis, seperti halnya behaviorisme. Kebebasan dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sangat penting pertimbangan agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Tentang kinerja pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Siswa mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu; (2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit; (3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik; (4) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki; (5) Pemahaman dan retensi akan meningkatkan jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks; dan (6) Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Tugas guru adalah menunjukan hubungan antara yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa.

Kognitif sangat berperan dalam penerapan praktik dalam pembelajaran Pendidikan Informatika, dengan memberikan pemahaman (kegunaan fungsi dan apa yang dilakukan ke siswa), maka akan berpengaruh dalam penerapan dalam pengambilan sikap saat menerapkan teknik dalam aktivitas pembutan program komputer maupun desain grafis, sehingga dapat mengoprasikan aplikasi yang berkaitan dengan pembangunan program maupun seluk beluk dalam bidang informatika.

Kesimpulan

Teori psikologi kognitif adalah bagian penting dari sains keterampilan kognitif yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan. Piaget adalah pelopor konstruktivis. Piaget berpendapat bahwa anak-anak membangun pengetahuan mereka sendiri dari pengalaman mereka sendiri tentang lingkungan. Menurut Piaget, pengetahuan berasal dari tindakan, dan perkembangan kognitif sangat bergantung pada seberapa banyak anak secara aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru sebagai pemandu dan buku sebagai penyampai informasi.

Pembelajran Informatika dalam pengertian ini dipaparkan sebagai kegiatan anak didik untuk meningkatkan keterampilan dalam mengembangkan program komputer berinovasi dan kreatif.Pembelajaran ini harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Melalui Pembelajaran Informatika diharapkan peserta didik akan tumbuh dan berkembang   seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, serta dapat berkembang kepribadiannya agar lebih harmonis dalam menjalankan kehidupannya sekarang maupun yang akan datang dalam dunia maya maupun dunia nyata.

DAFTAR PUSTAKA

 Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rahyubi, H. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik: Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Cetakan I.

Syah, M. 2009. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Musthofa. (2021). Informatika untuk SMA Kelas X. In Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Permendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014. Permendikbud, 1–12.

 

Selasa, 06 September 2022

TAKDIR CINTA DIPULAU SEBRANG
"Gagal paham masih angan-angan wkwkwk"
Halusinasi masih mendominasi 

Apakah kamu wanita  itu yang ditakdirkan oleh tuhan,atau itu hanya harapan saya semata yang begitu merngagumi kecantikan dan kelebihanmu yang tak pernah saya temukan pada seorang wanita lain.
kamu adalah wanita terkeren yang saya temui,kamu adalah wanita berbakat yang dibalut kecantikan dan segudang kreatifitas,aku pengagummu dari jauh yang berhayal bisa bersanding denganmu membangun sebuah masa depan yang penuh kreativitas,kamu adalah pelengkap yang saya sendiri tidak memiliki dari kamu seperti bermain alat musik menggambar kreatifitas dalam menulis ada dikamu,saya sendiri tidak bisa apa yang kamu bisa,hobi kita sama perjalan hidup pun kita sama,apakah kamu yang akan menuntunku menggapai mimpi yang sering aku angan-angankan yang sering aku hayalkan dan aku dambakan,teruslah tersenyum wanita segudang kearifan,ayumu bagaikan ratu pantai selatan yang mengepakan selendangya saat ombak menari,ketegaranmu bagaikan dewi rantam sari  yang mernjaga lautan utara sebagai penopang ekonomi dijalur utara pulau jawa,kamu adalah wanita yang bisa dibilang sempurna,keanggunan yang tak bisa ku sebutkan dengan kata-kata lagi,teruslah berkarya dan tersenyum wanita yang aku kagumi yang sedang saya minta dari sang robbiku untuk bisa ku gapai dan ku miliki.

Selasa, 18 Januari 2022

kisah cinta dimusim hujan

 mungkin kau adalah sesosok wanita yang selama ini ku tunggu untuk menemani masa depan ku dan cita-citaku dihari tua,kau adalah sesosok wanita yang misterius entah kenapa rasa ini takut untuk diungkapkan,godaan sesosok wanita yang pernah dekat selalu menggoda untuk tidak terfokus kesatu wanita,kau adalah wanita yang selama ini ku nanti entah jodoh atau bukan saya pun tak bisa mengerti rasa ini,tetaplah terus memberi harapan kepada sesosok laki-laki yang banyak kekuranganya ini,kau adalah pujaan hati,yang maukah menemani sisa umurku ini untuk membangun sebuah kelurga kecil impian yang mungkin waktu dekat bisa terwujudkan,jadilah wanita yang tetap sederhana jangan mengikuti arus zaman yang semakin gila,tetaplah jadi wanita anggun yang pemalu dan pendiam.

catatan pertamaku di blog ini 

untukmu yang mungkin terahir aku sayangi dan ku cintai (jere pengeran ngenteni hehehe,aja ndingini qudrat,siap pengeran)

Jurnal Psikologi Pendidikan

  Penerapan Teori Kognitif Dalam Pembelajaran Informatika Moh. Jamaludin 1 Sitti Hartinah 2 Zambronk.300793@gmail.com,Sittihartinah1@gma...